Program Sekolah Sisan Ngaji di SMPN 1 Randublatung
Randublatung – Program Sekolah Sisan Ngaji (SSN) di SMPN 1 Randublatung saat ini belum berjalan maksimal akibat adanya pembangunan sekolah yang sedang berlangsung. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar (KBM) harus dibagi menjadi dua sift, yaitu kelas pagi dan kelas siang. Meskipun begitu, kegiatan pembiasaan keagamaan bagi siswa tetap berjalan dengan baik.
Kepala SMPN 1 Randublatung, Nur Yahya, S.Ag., M.Pd.I., menjelaskan bahwa meskipun program SSN belum efektif sepenuhnya, sekolah tetap menjaga rutinitas pembiasaan keagamaan. “Walaupun pembangunan sedang berlangsung dan KBM terbagi dalam dua sift, kami tetap melaksanakan kegiatan keagamaan seperti membaca Al-Quran, pembacaan Asmaul Husna, dan bersholawat secara rutin,” ungkap Nur Yahya.
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sekaligus pembimbing SSN, Makrus, S.Pd.I., menambahkan bahwa walaupun SSN belum terlaksana secara penuh, sekolah terus memprioritaskan pembiasaan bagi siswa. “Untuk mendukung pelaksanaan SSN, literatur yang diperlukan sudah terpenuhi dengan baik. Kami sudah memiliki mushaf Al-Qur'an, buku Iqra’ jilid 1 hingga 6, Nadham Asmaul Husna, serta panduan doa sholat duha dan dzikir setelah sholat. Semua ini sangat membantu dalam pelaksanaan program SSN di sekolah,” jelas Makrus.
Kegiatan pembiasaan lainnya termasuk "Jum'at Iman" yang dilaksanakan setiap Jumat akhir bulan, dengan fokus pada pembinaan spiritual, fiqh, akidah, serta sejarah peradaban Islam. Pembelajaran membaca Al-Quran (BTA) juga dilakukan satu jam per minggu, disertai dengan sholat duha dan dzuhur berjamaah yang rutin diadakan.
Tidak hanya itu, kegiatan keagamaan lainnya seperti Pesantren Ramadhan dan pembagian zakat fitrah tetap dilaksanakan sebagai bagian dari program pembiasaan. Semua kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat spiritualitas dan moralitas siswa.
Bagi siswa non-Muslim, yang terdiri dari 9 siswa (1 Katolik dan 8 Kristen), pembiasaan dilakukan sesuai dengan keyakinan masing-masing. Mereka tidak diwajibkan mengikuti kegiatan pembacaan Asmaul Husna dan tadarus Al-Quran, namun tetap diberikan pembinaan spiritual sesuai dengan agama yang dianut. Guru untuk siswa non-Muslim ditangani oleh tenaga pengajar internal sekolah dengan bantuan dari gereja bagi siswa Katolik dan Kristen.
Selain pembinaan keagamaan, SMPN 1 Randublatung juga melaksanakan program "Jum'at Sehat" yang melibatkan kegiatan jalan sehat, senam sehat, dan makan sehat bersama yang bekerja sama dengan Puskesmas Randublatung. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan hidup sehat bagi siswa, baik secara fisik maupun mental.
Nur Yahya, S.Ag., M.Pd.I., berharap bahwa setelah pembangunan sekolah selesai, program SSN dapat berjalan lebih efektif dan terintegrasi. "Kami berharap ke depan, dengan selesainya pembangunan, pelaksanaan SSN akan semakin optimal, memberikan dampak positif tidak hanya pada aspek spiritual siswa, tetapi juga membentuk karakter siswa yang religius dan berakhlak mulia. Kami juga terus mendorong agar seluruh program ini dapat berjalan lancar dan didukung penuh oleh seluruh pihak terkait,” tuturnya.