Meski biasanya Hari Santri Nasional diperingati dengan apel bersama di lapangan, tahun ini apel tersebut tidak dapat digelar di SMP Negeri 1 Randublatung. Hal ini disebabkan lapangan sekolah yang masih dipenuhi material pembangunan sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan. Kendati demikian, semangat peringatan Hari Santri tidak luntur begitu saja.
Di setiap sudut sekolah, tampak wajah-wajah penuh antusiasme yang mencerminkan makna mendalam dari Hari Santri, yakni menumbuhkan nilai-nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan pengabdian yang sudah lama menjadi karakter utama santri dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai bentuk partisipasi lebih luas, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Randublatung bersama beberapa guru Pendidikan Agama Islam turut menghadiri apel Hari Santri tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diadakan di Lapangan Kridosono, Blora. Apel ini menjadi salah satu acara puncak peringatan di wilayah tersebut dan dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana.
Acara yang berlangsung dengan khidmat itu dihadiri oleh ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN), tokoh masyarakat, serta santri dari berbagai pondok pesantren di sekitar Blora. Suasana semakin terasa religius dan khusyuk dengan seluruh peserta yang kompak mengenakan pakaian serba putih, sebuah simbol kesucian dan kesederhanaan santri dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Acara apel ini berlangsung dengan penuh rasa syukur, refleksi, dan semangat kebersamaan. Pj. Gubernur Nana Sudjana menutup sambutan dengan apresiasi tinggi terhadap kontribusi santri dalam menjaga nilai-nilai agama dan moralitas di tengah-tengah masyarakat. “Peran santri dalam menjaga keutuhan bangsa dan memperkuat kebhinekaan adalah aset berharga bagi Indonesia. Oleh karena itu, di Hari Santri ini, mari kita perkuat tekad untuk terus menjaga toleransi, mempererat tali persaudaraan, dan bersama-sama membangun bangsa yang lebih baik,” tuturnya.
Sementara itu, di SMP Negeri 1 Randublatung, meski tidak ada apel, semangat Hari Santri tetap membara di kalangan siswa dan guru. Kepala Sekolah berharap, peringatan ini dapat menjadi momen penting untuk menanamkan kembali nilai-nilai keislaman dan semangat kebersamaan di antara para siswa. "Hari Santri ini bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk memperkuat karakter siswa agar menjadi insan yang religius, peduli terhadap sesama, serta berakhlak mulia," ujarnya.
Dengan penuh optimisme, Hari Santri Nasional tahun ini diharapkan dapat menjadi pengingat bahwa di balik kesederhanaan santri, terdapat kekuatan luar biasa yang mampu membangun bangsa. Melalui pendidikan yang bermakna dan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi, santri tidak hanya menjadi penerus tradisi keislaman, tetapi juga motor penggerak pembangunan bangsa Indonesia di masa depan. (Mak)